Home » , , » Rante Mario, Menara Bumi Celebes - Gunung Latimojong

Rante Mario, Menara Bumi Celebes - Gunung Latimojong

Pendakian GUNUNG LATIMOJONG
26 Desember 2005 s/d 2 Januari 2006
Enrekang, Sulawesi Selatan


Gunung Latimojong merupakan gunung tertinggi di Pulau Sulawesi dengan ketinggian 3440 MDPL, Gunung Latimojong terletak di Kab. Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Pegunungan Latimojong memiliki 7 puncak ketinggian yaitu Buntu Sinaji (2.430 mdpl), Buntu Sikolong (2.754 mdpl), Buntu Rante Kambola (3.083 mdpl), Buntu Rante Mario (3.440 mdpl), Buntu Nenemori (3.097 mdpl), Buntu Bajaja (2.700 mdpl), Buntu Latimojong (2.800 mdpl). Puncak tertingginya bernama Buntu Rante Mario yang juga merupakan puncak tujuan dari para pendaki gunung. Banyak Jalur untuk menuju ke Buntu Rante Mario. Jalur yang paling sering digunakan oleh para pendaki adalah melalui Dusun Karangan, Kec. Baraka. Kabupaten Enrekang.
Dusun Buntu Gura__Selasa, 27/12/2011
Dusun Buntu Gura merupakan titik awal tim memulai perjalanan mendaki setelah melewati perjalanan darat dan laut dari Kota Kendari selama 2 hari 1 malam. Tim ini terdiri dari 8 orang yaitu : Iksan Setiawan, Ansyari, Hendra, Sarjun, Ajax, dari KPA IMPPALA SANGIAWITA KENDARI, Enta Hermaily, Agus dari MPA INSTALASETA FKIP UHO KENDARI dan Muh. Dagri Nizar dari KPA AMCALAS SULTRA
Menyusuri jalan pedesaan
Tim kemudian mulai menyusuri jalan pedesaan yang sedikit menanjak dan berliku-liku, disepanjang jalan banyak dijumpai areal perkebunan masyarakat dan tanaman salak yang tumbuh liar di sepanjang jalan. Dijalur ini pemandangan gunung latimojong tampak jelas juga nampak kawasan hutan pinus yang membentang dari seberang bukit. Terdapat juga banyak perkebunan kentang, wortel, kol, kedelai, sawi dan banyak areal tambak ikan air tawar yang kesemuanya dikelola secara modern.
Camp di rumah penduduk di Dusun Pasongkeng
Kurang lebih 4 jam perjalanan, kami menginap di sebuah rumah warga di Dusun Pasongkeng. Dusun ini berada di jalur pendakian ke Gunung Latimojong. Perjalanan akan dilanjutkan besok dan masih menyusuri jalan pedesaan sampai ke dusun terakhir yaitu Dusun Karangan. Untuk menuju ke Puncak Rante Mario (Puncak tertinggi pegunungan latimojong) ada dua jalur alternatif, yang pertama melewati jalur Dusun Angin-Angin dan yang kedua melewati jalur Dusun Karangan. Jalur Dusun Karangan adalah jalur yang umum dilewati oleh banyak pendaki dan juga merupakan jalur yang telah direkomendasikan oleh pemerintah setempat. Di jalur Dusun Karangan terdapat 8 Pos. Pos ke 8 merupakan Puncak dari Rante Mario.
Menyusuri hutan cemara menuju Dusun Karangan___Rabu, 28/12/2005
Keesokan harinya, Tim melanjutkan perjalanan menyusuri hutan cemara dan terdapat banyak perkebunan cengkeh dan beberapa areal persawahan. Perjalanan yang semakin menanjak mulai terasa dan banyak dijumpai air yang mengalir disepanjang jalan. Hawa pegunungan begitu terasa disepanjang jalan. Sesekali kami berpapasan dengan beberapa warga yang hendak menuju ke kebunnya. Mereka hanya berjalan kaki, karena akses kendaraan belum mampu menembus ke Dusun Karangan
Bersama Pak Dusun Karangan
Sekitar 4 jam perjalanan dari Dusun Pasongkeng, Tim akhirnya tiba di Dusun Karangan, yaitu sebuah pemukiman warga terakhir sebelum memasuki jalur pendakian. Dusun ini memiliki ketinggian sekitar 1700 MDPL. Dusun Karangan merupakan sebuah pemukiman yang terletak di lereng Gunung Latimojong. Kurang lebih puluhan warga mendiami dusun ini. Sebagian penduduknya adalah petani ladang. Berbagai hasil pertanian dikembangkan disini seperti kentang, wortel, kedelai, umbi-umbian, bawang, Kol, Kubis, dll. Kondisi dingin dan sejuk yang memungkinkan tanaman tanaman tersebut tumbuh subuh di area perkebunan warga di Dusun Karangan ini.
Sejenak kami beristirahat di pondok Pak Dusun Karangan. Sekitar 30 menit saja kami berada disini. Hujan gerimis perlahan turun. Kami pun segera bergegas mengatur kembali barang. Setelah berpamitan dengan Pak Dusun, Tim pun mulai bergerak memasuki kawasan hutan, melewati beberapa kebun cengkeh dan melewati Sungai Salu Karangan. Selanjutnya mulai melewati tanjakan 50'-70' untuk menuju Pos 1.
Jalur ke Pos 1
Setelah lepas sungai, jalur pendakian akan melalui sebuah kebun cengkeh yang cukup luas. setelah itu, satu per satu tanjakan berat dilalui, melewati medan yang sangat terjal. Apabila musim hujan jalur ini dipastikan sangat licin. Para pendaki memanfaatkan tanaman semak untuk berpegang. Para pendaki harus juga berhati-hati karena dijalur menuju Pos 1 terdapat banyak percabangan yang mengarah ke puncak lain. Jarak dari Dusun Karangan ke Pos 1 yaitu 1,2 Km.
Pos 1 (Buntu Kaciling) Jalur Pegunungan Latimojong
Pos 1 atau sering disebut Buntu Kaciling terletak pada ketinggian 1.800 MDPL merupakan area datar terbuka seukuran 4 meter persegi, di tempat ini tidak terdapat sumber. Tim hanya beristirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan ke Pos 2 melewati jalur naik turun sampai menemukan sungai. Jarak tempuh dari Pos 1 ke Pos 2 yaitu 0,9 Km
Pos 2 Jalur Pegunungan Latimojong
Sekitar 1 jam dari Pos 1, terdapat sebuah bongkahan batu besar berbentuk tebing yang terletak di pinggir sungai. Tenpat ini merupakan Pos 2 jalur pegunungan Latimojong, ditempat ini layak untuk mendirikan tenda namun para pendaki harus berhati-hati dikarenakan lokasi campnya yang sangat berbahaya karena berada tepat di bawah roof tebing. Tim memutuskan untuk camp di tempat ini dan akan melanjutkan perjalanan besok.
Bersama Para Pemburu Anoa di Pos 2
Pagi harinya, rasa dingin sulit terbendung oleh kami, bagaimana tidak..Selain sudah berada di ketinggian, lokasi Pos 2 ini berada tepat pinggir kali kecil dan berhadapan dengan bongkahan batu tebing. Rombongan pemburu anoa dan babi hutan sesekali melintas di depan tenda kami. Mereka tidak sendiri, puluhan anjing pemburu ikut dibawa serta. aktifitas tersebut merupakan sampingan saja dimana sesungguhnya mereka adalah juga petani yang mencari kesibukan sambil menunggu waktu panen tiba.
Jalur Tracking ke Pos 3___Kamis, 29/12/2011
Jalur tracking ke Pos 3 merupakan tantangan terberat hari ini, jalur ini sangat extreme sehingga sangat berkesan bagi seluruh pendaki gunung latimojong dikarenakan jalur yang akan dilewati merupakan tanjakan terjal dengan kemiringan 80 derajat. Akar dan ranting pohon menjadi pegangan saat akan menambah ketinggian, bahkan ada juga para pendaki yang harus menggunakan tali (webbing) untuk melewati jalur ini. Para pendaki harus berhati-hati sebab jika salah melangkah maka akan fatal akibatnya karena disebelah kiri jalur terdapat jurang yang cukup terjal. Jarak tempuh dari Pos 2 ke Pos 3 yaitu 0,6 Km.
Pos 3 (Lantang Nase) Jalur Pegunugan Latimojong
Setelah 1,5 jam perjalanan menanjak dilewati, Tim akhirnya sampai di Pos 3 dengan ketinggian 1940 MDPL. Pos 3 atau sering disebut Lantang Nase berada di punggungan bukit dan tidak terlalu luas serta tidak terdapat sumber air, tim hanya break sejenak dan terus melanjutkan perjalanan ke Pos 4 dengan kemiringan tanjakan 60' - 70' dan tetap berhati-hati melangkah karena masih melewati sisi jurang. Jarak tempuh dari Pos 3 ke Pos 4 yaitu 0,7 Km
Pos 4 (Buntu Lebu) Jalur Pegunungan Latimojong
Sekitar 1,5 Jam perjalanan, Tim tiba di Pos 4 atau sering disebut Buntu Lebu. Pos 4 berada di ketinggian 2140 MDPL yang merupakan sebuah areal datar seluas 6 meter persegi yang berada di punggungan bukit. dan tidak terdapat sumber air. Secara kebetulan, Tim bertemu teman-teman Pencinta Alam dari Pare-Pare yang baru saja turun gunung. Tak berlama-lama di tempat ini, Tim terus bergerak ke arah Pos 5 yang berjarak 0,8 Km dari Pos 4.
Pos 5 (Soloh Tama) Jalur Pegunungan Latimojong
Soloh Tama atau Pos 5 Jalur Pegunungan Latimojong merupakan sebuah areal yang sangat luas dan mampu menampung sekitar 10 tenda, dari tempat ini terdapat sumber air yang untuk mencapainya harus menuruni bukit sekitar 200 Meter. Tim tiba di tempat ini sekitar pukul 16.00 dan memutuskan untuk camp di tempat ini. Ketinggian dari tempat ini 2480 MDPL, itu sebabnya kabut tebal sangat cepat menyelimuti tempat ini. Suhu rata-rata berkisar 10' C.
Pos 5 (Soloh Tama), Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Pos 5 merupakan tempat yang selalu menjadi tempat camp dari para pendaki Gunung Latimojong, bahkan beberapa pendaki menjadikan Pos 5 sebagai Pos transit atau tempat untuk menyimpan barang sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Pos ini suhu dingin mulai menusuk dan kabut tebal yang menyelimuti sepanjang malam.
Jalur tanjakan ke Pos 6___Jumad, 30/12/2005
Jalur menuju Pos 6 melewati hamparan hutan lumut yang tebal, medan yang menanjak dan tentunya suhu yang semakin dingin menusuk. Pos 6 berjarak 0,7 Km dari Pos 5. Di jalur ini mulai terasa pendakian menuju ke satu arah sebab di kiri dan kanan merupakan jurang yang cukup terjal.
Pos 6  Jalur Pegunungan Latimojong
Pos 6 merupakan sebuah tempat yang sangat terbuka, dari sini sudah tampak kelihatan jejeran 7 Puncak Pegunungan Latimojong, ketinggian dari tempat ini 2.690 MDPL. Meskipun di tempat ini cukup luas namun para pendaki jarang menginap di tempat ini sebab tidak adanya sumber air dan tanah di tempat ini terlalu lembab.
Jalur tanjakan ke Pos 7
Ditengah perjalanan ke Pos 7 yang menempuh jarak 0,8 Km dari Pos 6, akan nampak jelas pemandangan Pegunungan Latimojong yang menjulang tinggi. Jalur menuju Pos 7 sangatlah terbuka dan tingkat kerapatan hutan yang jarang serta banyaknya tanaman kerdil yang tumbuh di kawasan ini
Menikmati pemandangan di Pos 7
Sekitar 1 jam dari Pos 6 sampailah kita di Pos 7 atau sering disebut Kolong Buntu. Di tempat ini merupakan Pos terakhir sebelum menuju ke puncak. Dari tempat ini pemandangan yang disajikan sangatlah menawan, tampak jelas lautan dan daerah Tanah Toraja.
Pos 7 (Kolong Buntu) Jalur Pegunungan Latimojong
Tim tiba di Pos 7 sekitar pukul 12.00, artinya masih ada waktu untuk menuju ke puncak. Tim segera mendirikan tenda di areal yang cukup luas ini. Pos 7 merupakan sebuah tempat yang sangat terbuka dengan tiupan angin yang cukup keras, sebab di tempat ini merupakan daerah pertemuan angin yang sangat dingin dengan suhu pada malam hari mencapai 5' C. Tempat ini memiliki ketinggian 3.100 MDPL.
Sumber air di Pos 7
Tidak jauh dari Pos 7, terdapat sumber air yaitu sebuah sungai kecil yang jernih dan sangat dingin. Ini merupakan sumber air terakhir sebelum ke puncak. Setelah selesai mendirikan tenda, Tim kemudian bergerak menuju puncak dengan jarak tempuh 1,5 Km. Ditengah jalan terdapat sebuah persimpangan, jalur sebelah kanan menuju Puncak Nenemori dan sebelah kiri menuju Puncak Rante Mario. Sekitar 2 jam perjalanan melewati hamparan batu, naik turun bukit dan kabut yang tebal akhirnya tim sampai di puncak tertinggi Pegunungan Latimojong yaitu Puncak Rante Mario dengan ketinggian 3440 MDPL (meter diatas permukaan laut)
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Puncak Rante Mario merupakan titik tertinggi dari Pegunungan Latimojong, ditempat ini pemandangan sangatlah terbuka, tampak wilayah Palopo, Tanah Toraja, Enrekang, Sidrap dan lautan yang jauh dipandang mata. Di Puncak Rante Mario terdapat sebuah tugu Trianggulasi yang menandakan titik ketinggian dari puncak ini.
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Pemandangan lepas akan tampak sepanjang mata memandang. Lautan dan jejeran pegunungan latimojong terlihat dari kejauhan. Hempasan angin dan kabut terasa begitu derasnya saat berada disini. Tidak ada pepohohan yang membatasi. Disini begitu terbuka sehingga rasa dingin semakin menusuk
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Sebuah tugu menjadi lambang puncak gunung ini. Sebuah pilar yang menandakan titik tertinggi dari Pulau Sulawesi. Berada di atas puncak ini, kami membayangkan perjalanan yang sudah dilewati. Tidak mudah untuk mencapai tempat ini. Penuh perjuangan serta ujian fisik dan mental.
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Berdera pun dikibarkan pertanda kebanggaan telah menggapai Puncak kebanggan Sulawesi. Perjalanan menapaki setiap rintangan dan tantangan akhirnya terbayar lunas setelah menghirup aroma Puncak Rante Mario
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Hari ini, tepat dipenghujung Tahun 2005 ini, banyak doa yang kami panjatkan kepada Sang Khalik. Semoga perjalanan ini dapat memberikan kami harapan untuk kehidupan di esok hari. Insha Allah, perjalanan ini dapat membuka mata dan hati kami akan kebesaran dan kekuasaanmu Ya Allah.
Puncak Rante Mario, Pegunungan Latimojong
Jumad, 31/12/2005
Sebuah lembaran baru bagi saya setelah menempuh perjalanan ini. Catatan pendakianku telah dimulai. Latimojong adalah puncak pertama yang kudaki. Insya Allah, rejeki dan berkahku akan membawaku ke tempat-tempat lain yang tidak kalah indahnya. Terima Kasih Ya Allah atas nikmat Puncak yang telah engkau berikan. Semoga langkah kakiku akan menuntunku kembali lagi kesini. Salam Lestari...!!!

Penulis : Muhammad Dagri Nizar

Baca Juga :
Gunung Agung Gunung Balease Gunung Bawakaraeng
Gunung Lompobattang
Gunung Latimojong Gunung Mekongga
Gunung Ciremai Gunung Semeru Gunung Rinjani
Gunung Slamet Gunung Sindoro Gunung Tambora
Gunung Sumbing Gunung Tolangi Gunung Welirang
Gunung Arjuno

2 comments:

  1. assalamualaikum wr.wb
    kanda sebelum berangkat ke dusun karangan nginapnya di mana???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wlkm salm..kami nginap di dusun pasongken..soalnya saat itu sudh kmalaman..

      Delete

Flag Counter