Home » , , , » Jejak Istana Leluhur - Benteng Patua, Tomia, Wakatobi

Jejak Istana Leluhur - Benteng Patua, Tomia, Wakatobi

BENTENG PATUA - TOMIA, WAKATOBI
Benteng Patua merupakan objek wisata sejarah. Tempat ini merupakan situs peninggalan para leluhur saat berjuang melawan perompak yang dahulu berkeliaran di lautan wakatobi. Peninggalan ini berbentuk sebuah kompleks dengan luas sekitar 0,5 Ha. Lokasinya berasa di atas bukit yang berada pada ketinggian 60 Meter dari pemukiman terdekat.
Gerbang Benteng Patua
Menurut keterangan masyarakat yang mengetahui cerita-cerita dibalik pembangunan Benteng Patua, mereka menuturkan bahwa benteng ini adalah sebagai pertahanan terakhir saat menghadapi penjajah dan perompak. Oleh karena itu pola benteng ini didesain untuk mampu menghalau siapapun yang akan masuk menyerang kedalam. Meskipun berada di ketinggian, tetapi untuk memperkokoh pertahanan disekelilingnya diperkuat dengan dinding dari batu karang setinggi 1,5 Meter. Terdapat beberapa meriam pada sisi-sisi yang dianggap rawan diserang musuh.
Benteng Patua, Tomia
Selain sebagai pertahanan terakhir, kompleks benteng ini juga sebagai rumah bagi keluarga para petinggi Benteng Patua. Dari sisa peninggalan yang ada, terlihat dahulunya terdapat juga tempat beristirahat dan juga terdapat sebuah Masjid kecil. Sejak dulu sampai sekarang kompleks benteng ini terus dilestarikan dan dipelihara oleh pemerintah setempat dan masyarakat sekitar.

 Lokasi Benteng Patua

Sejak tahun 2015, kompleks benteng patua sudah berubah 100 % penampilanya. Saat saya berkunjung ditempat ini tahun 2006 silam, akses masuknya harus melewati kebun warga dengan penuh semak-semak, selain itu kami harus melewati jalur miring dengan batu-batu cadas yang tajam sebagai pijakan. Saat berada di dalam kompleksnya serasa sempit karena dipenuhi batuan terhampar dan semak-semak yang tidak beraturan. Saat itu tidak semua kompleks benteng dapat dijangkau karena keterbatasan pergerakan.
Gerbang Benteng Patua
Kondisi saat ini sungguh berubah total. Jika anda pernah berkunjung ke kompleks Candi Mendut di Magelang. Kira-kira hampir seperti itulah kompleks Benteng Patua ini ditata. Saat memasuki kompleks, terdapat sebuah Gate (Pintu Gerbang) besar. Dengan kondisi jalan beraspal mulus, anda akan menanjak memasuki areal parkiran yang cukup luas dan dapat menampung 20 mobil dan puluhan motor. Disekelilingnya terdapat banyak warung dan jajanan khas tomia. Dari areal parkir terdapat sebuah tangga dengan puluhan anak tangga yang akan mengantar anda memasuki pintu gerbang benteng. Meskipun dahulunya bentuk gerbangnya tidak seperti sekarang, namun arsitektur pintu gerbangnya masih mencirikan nilai-nilai budaya buton dan Indonesia yang dipadukan dengan model pintu gerbang pada candi di pulau jawa. Sehingga saat menaikinya seakan kita berada disebuah candi. Bentuk ini dibuat sebagai lambang kemegahan Benteng Patua yang penuh sejarah juga sebagai daya tarik wisatawan saat berada di tempat ini.
Area Parkir Benteng Patua
Setelah melalui beberapa anak tangga, pengunjung akan memasuki area benteng. Terdapat beberapa jalur setapak yang terbuat dari beton. Setapak ini memutari seluruh area benteng dan juga menghubungkan beberapa bangunan sejarah yang masih bisa disaksikan ditempat ini. Saat mulai berkeliling pengunjung akan disuguhkan rimbun dan sejuknya pepohonan. Disisi kanan dan kiri terdapat beberapa makam para leluhur yang dulunya mendiami benteng ini.

Sisa petak-petak tempat istirahat, mosholah dan ruang pertemuan masih bisa kita saksikan disepanjang jalan setapak yang dilewati. Terdapat juga sebuah rumah adat yang sengaja dibuat oleh pengelola yang dijadikan sebagai museum benteng patua. Rumah adat ini melambangkan kebesaran benteng patua dikala itu. Karena sudah tidak ada lagi sisa bangunan yang utuh, rumah adat ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang kejadian masa lalu di benteng patua.

Keberadaan benteng patua tentunya bisa memberikan wawasan sejarah tentang masa lalu masyarakat tomia. Perjuangan leluhur orang tomia dan wakatobi dalam mempertahankan tanah kelahirannya dari perompak dan penjajah memberikan banyak motivasi dan inspirasi generasi muda sekarang. Saat belum direnovasi seperti keadaan sekarang, masyarakat desa setempat maupun warga tomia pada umumnya selalu berkunjung ditempat ini guna melihat bukti sejarah perjuangan leluhur dalam mempertahankan Tanah Tomia dari serangan musuh.
Anak Tangga Menuju Benteng Utama
Lokasi benteng patua ini berada di daerah ketinggian sehingga saat berada diatasnya kita dapat melihat lautan lepas dan Pulau Kaledupa yang terlihat dari kejauhan. Desa patua sudah berada pada ketinggian sekitar 100 Meter dpl (diatas permukaan laut), sementara lokasi benteng berada lebih tinggi dari Desa Patua, sehingga ketinggian Benteng Patua sekitar 150 Mdpl. Dari tempat ini pengunjung dapat melihat rumah-rumah penduduk di Desa Patua dari sebelah barat. Ruas-ruas pegunungan Pulau Tomia juga dapat terlihat dari pinggir benteng patua.

Karena letaknya di ketinggian dan karakteristik Pulau Tomia yang didominasi bebatuan karang sehingga hampir disemua ujung benteng berbatasan dengan tebing-tebing batu yang curam. Tingginya rata-rata 40 Meter. Tipe bebatuannya yang keras dan kokoh memungkinkan menopang kompleks benteng patua yang luasnya sekitar 0,6 Ha. Bebatuannya yang tajam dan terjal menjadi penghambat bagi musuh-musuh kala itu yang coba menembus benteng dari arah tebing.

Suasana di kompleks Benteng Patua sangat teduh dan rimbun. Ratusan pepohonan tumbuh rindang di seluruh area kompleks benteng ini. Hampir seluruhnya telah berada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi saksi perjuangan leluhur orang tomia dalam mempertahankan tanah airnya. Saat ini, dengan melihat situs sejarah di benteng patua, kita mungkin seakan kembali ke masa ratusan tahun yang lalu saat para leluhur mendiami tempat ini. Mereka membentuk sebuah kerajaan kecil dengan seorang pemimpin dan beberapa prajurit. Selain sebagai benteng, didalam kompleks ini juga dulunya terdapat pondok-pondok para pembantu raja. Mereka juga tinggal bersama keluarga dan saudaranya.
Rumah Adat di Dalam Benteng Patua
Konon, ratusan tahun yang lalu, saat penjajah dan perompak masih mengembara di laut wakatobi, posisi tempat ini tidak begitu jauh dari bibir pantai. Para perompak dengan mudah mendekati benteng ini dan tidak terlalu jauh menjangkaunya. Konon, saat itu, permukaan air laut sangat tinggi, sehingga daerah-daerah yang sekarang berada didekat pantai dulunya merupakan lautan. Namun saat ini, permukaan air laut telah turun sehingga membentuk dataran-daratan baru yang dulunya adalah lautan. Kondisi ini bisa dilihat dari adanya fosil-fosil kerang yang menempel di bebatuan dibawah tebing benteng patua yang menandakan dulunya tempat ini adalah tepi laut.

Sebagai situs peninggalan sejarah yang banyak menyimpan cerita-cerita perjuangan leluhur dalam mempertahankan Pulau Tomia, keberadaan Benteng Patua tentu menjadi warisan sejarah yang wajib dijaga dan dipelihara sebagai kekayaan Pulau Tomia untuk setiap generasi. Peninggalan-peninggalan yang masih tersisa terus dilestarikan dan diperjelas maknanya untuk dapat memberikan fakta tentang kejadian masa lalu agar generasi muda Tomia hari ini dan semua orang yang telah berkunjung di benteng ini mengetahui sejarah perjuangan leluhur orang Tomia.

Sebagai situs peninggalan sejarah yang memiliki nilai warisan yang tidak ternilai, pemerintah dan masyarakat telah membenahi seluruh kawasan tempat ini menjadi lokasi peninggalan sejarah yang telah memenuhi standar untuk layak dikunjungi. Berbagai fasilitas telah disediakan oleh pengelola yang akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Pemerintah dan masyarakat terus mempromosikan keberadaan Benteng Patua ke seluruh penjuru nusantara dan dunia. Salah satunya melalui ajang Festival Pulau Tomia yang merupakan acara tahunan yang sudah di mulai sejak tahun 2016. Festival Pulau Tomia salah satunya bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata di Pulau Tomia yang salah satunya adalah Benteng Patua.

Penulis : Muhammad Dagri Nizar
Baca Juga :

Pantai Nirwana Pantai Kamali Bukit Wantiro
Benteng Keraton Bukit Waru Tomia Ekor Naga Palagimata
Benteng Patua Pantai HuntetePantai Lakota
Goa Tee Wali Pulau Tomia Pantai Hundue

No comments:

Post a Comment

Flag Counter